![]() |
Lokasi tempat ditemunkanya mayat SO (34) yang nekat gantung diri diduga karena Asmara.SUARAPONTIANAK/SK |
Peristiwa memilukan itu pertama kali diketahui oleh ayah korban sekitar pukul 23.20 WIB, saat baru pulang ke rumah dan mendapati anaknya sudah tidak bernyawa dalam kondisi tergantung di rak penyimpanan barang menggunakan tali tambang.
“Mengetahui hal itu, ayah korban langsung meminta bantuan warga sekitar untuk mengevakuasi korban dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian,”
ujar Kasi Humas Polres Kubu Raya, IPTU P. Pasaribu, mewakili Kapolsek Sungai Raya, AKP Hariyanto, Rabu (15/10/2025).
Mendapatkan laporan tersebut, tim Inafis Polres Kubu Raya bersama personel Polsek Sungai Raya segera mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Dari hasil pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Dugaan sementara, SO meninggal akibat gantung diri.
Yang menarik perhatian petugas, di bawah jasad korban ditemukan telepon genggam yang masih menyala. Dari perangkat itulah polisi menemukan petunjuk kuat terkait dugaan motif korban mengakhiri hidupnya.
“Dari hasil pemeriksaan terhadap ponsel korban, kami menemukan postingan terakhir di media sosialnya yang bernada emosional, mengarah pada kekecewaan dalam hubungan asmara,” ungkap Pasaribu.
Dalam unggahan tersebut, korban menulis kalimat yang menggambarkan keterpurukan dan rasa putus asa dalam percintaan:
‘Aku sudah terjebak rasa nyaman. Aku sudah terlanjur dalam. Bahkan dari awal aku sudah tahu risiko mencintaimu adalah mati tanpa kehilangan denyut nadi.’
Pesan itu diduga menjadi ungkapan terakhir korban sebelum mengakhiri hidupnya.
Berdasarkan keterangan keluarga, korban diketahui menjalin hubungan jarak jauh dengan seorang wanita di Pulau Jawa. Beberapa hari sebelum kejadian, korban terlihat murung dan enggan berinteraksi dengan warga sekitar.
“Dugaan sementara, korban mengalami tekanan batin akibat permasalahan asmara dengan kekasihnya. Namun, penyelidikan lebih lanjut masih dilakukan,” tambah Pasaribu.
Pihak keluarga menyatakan telah menerima kejadian ini sebagai musibah dan menolak dilakukan otopsi terhadap jenazah.
“Keluarga korban menolak untuk dilakukan otopsi dan mengikhlaskan kepergian korban,” jelasnya.
Sementara itu, Polres Kubu Raya mengimbau masyarakat agar tidak berspekulasi terkait motif kematian korban serta menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran tentang pentingnya komunikasi dan dukungan sosial bagi individu yang menghadapi tekanan batin.
“Kami berharap masyarakat bisa lebih peduli terhadap orang-orang di sekitarnya yang mungkin sedang menghadapi masalah pribadi, agar kejadian serupa tidak terulang,” tutup IPTU Pasaribu.[SK]