Kasus Rizky Kabah Jadi Sorotan, Gubernur Kalbar: “Belajar dari Museum, Bukan Bikin Konten yang Merusak!”

Editor: Admin author photo

Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan.SUARAPONTIANAK/SK
Pontianak (Suara Pontianak) – Kasus yang menjerat konten kreator Rizky Kabah terus menuai perhatian publik. Rizky ditetapkan sebagai tersangka dan ditangkap polisi usai membuat konten yang diduga menghina Suku Dayak karena menyebut suku tersebut sebagai penganut ilmu hitam di Rumah Radakng Pontianak.

Alih-alih meminta maaf, Rizky justru mengunggah video klarifikasi dan menyebut pernyataannya bukan hoaks. Ia berdalih ucapannya bersumber dari informasi yang ditemukannya di Google dan dari benda-benda yang dilihat di Museum Kalimantan Barat.

Menanggapi hal itu, Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, turut angkat bicara. Dalam pembukaan Sepekan Festival Museum 2025 di Pontianak pada Senin (6/10/2025) malam, Norsan mengingatkan masyarakat agar bijak dalam bermedia sosial dan menghormati keberagaman budaya yang ada di Indonesia.

“Kalau kita datang ke museum, lihatlah peninggalan budaya kita, jangan seperti yang terjadi kemarin  siapa namanya? Rizky Kabah. Melihat yang aneh diposting, jadi viral dan ditangkap. Ini pelajaran untuk semuanya,” ujar Norsan di hadapan peserta festival.

Ia menegaskan bahwa museum bukan sekadar tempat menyimpan benda-benda antik, tetapi juga ruang untuk memahami sejarah dan nilai budaya bangsa.

“Pelajari sejarahnya tahun berapa benda itu dibuat, dari mana asalnya supaya kita tahu bahwa budaya Indonesia itu beragam dan kaya,” tambahnya.

Norsan juga menyoroti fenomena generasi muda yang lebih sibuk dengan dunia digital daripada mengenal akar budayanya sendiri.

“Kita tentu tidak ingin anak-anak kita hanya larut dalam dunia digital, permainan, dan gadget. Kita semua punya tanggung jawab moral untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya serta sejarah bangsa,” jelasnya.

Ia berharap kegiatan Sepekan Festival Museum 2025 dapat menjadi wadah edukatif bagi masyarakat untuk belajar dan berinteraksi dengan budaya.

“Museum harus jadi ruang edukasi publik, ruang interaksi budaya, dan tempat kita menumbuhkan semangat kebangsaan di tengah masyarakat,” tutur Norsan.

Menutup sambutannya, Norsan mengajak generasi muda Kalbar untuk lebih menghargai adat dan kebudayaan dari berbagai etnis di daerah ini.

“Saya berharap anak-anak muda bisa semakin akrab dengan warisan budaya bangsanya,” pungkasnya.[SK]

Share:
Komentar

Berita Terkini