Kisah Perjalanan Tatung Perempuan Ng Jam Ngin

Editor: Hendra YS author photo

Ng Jam Ngin, 55, Tatung Perempuan yang menceritakan perjalanan kisahnya menjadi seorang tatung di kediaman kerabatnya Jalan Tanjung Batu Dalam, Kopisan, Kecamatan Singkawang Selatan.

Singkawang
(Suara Kalbar)- Ng Jam Ngin, tak menyangka  dirinya menjadi seorang tatung, hingga akhirnya saat ini sudah sepuluh tahun menjadi tatung,  dan menjadi tatung bukanlah keinginannya tapi melalui musibah sakit yang akhirnya dia menjadi tatung, melalui kelompok Tatung Thai San Kung Kung di Jalan Tanjung Batu Dalam, Kopisan, Kecamatan Singkawang Selatan.

Ng Jam  Ngin merupakan perempuan kelahiran Singkawang 55 tahun yang lalu, namun akhirnya dia merantau ke Jakarta dan Surabaya untuk mencari peruntungan,  dan ketika sampai saat itu dirinya sakit dan tak kunjung sembuh.

Awalnya sudah mencari tabib dan dokter, tapi entah kenapa akhirnya dia bermimpi bahwa dirinya mendapat petunjuk dari Dewi Kwan Im untuk melaksanakan puasa selama 108 hari.

“Saya saat itu diminta puasa putih dengan makan nasi putih dan air putih, lalu saya laksanakan petunjuk Dewi Kwan Im melalui mimpi saya,  dan ketika hari 101 Dewi Kwan Im datang kembali dan meminta saya untuk mengobati orang lain  apabila sembuh,” ujar Ng Jam Ngin.

Namun  pesan Dewi Kwan Im kepada dirinya, saat mengobati orang lain jangan sampai meminta bayaran kepada orang yang ditolong. “Memang di saat saya sakit, terasa ada mahluk yang mengikuti saya, dan saya jalani saja,” katanya.

Ketika melakukan pengobatan kepada orang lain, kata Ng Jam Ngin, pihaknya cenderung mengobati ketika warga tersebut sebelum dioperasi pihak tenaga medis.

Ternyata kemampuan untuk mengobati orang lain, merupakan dampak dari dirinya menjadi tatung dan untuk saat ini pada ritual cuci jalan atau tolak bala dirinya hanya menggunakan media jarum dan tidak menggunakan senjata tajam atau hewan.

Sebelum melaksanakan ritual tatung, Ng Jam Ngin alias Lina, sering merasa capek atau letih yang merupakan pertanda ruh leluhur atau dewa  akan masuk  ke tubuhnya.

Ng Jam  Ngin saat belum mau anak cucunya menjadi seorang tatung, namun dirinya mempersilahkan anak cucunya menjadi tatung apabila dirinya sudah meninggal.

“Saya lihat tanda-tanda anak atau cucu saya untuk menjadi tatung itu ada, namun menjadi tatung tidak bisa diminta tapi akan ada pilihan dari leluhur,” katanya.


Penulis : Gusti
Editor : Hendra




Share:
Komentar

Berita Terkini