![]() |
Dermaga Sungai Asam tempat penyeberangan |
“Harus ada solusi, bukan memutar kembali melalui penyebrangan manis raya. Berapa budget yang harus ditambah untuk memutar ke sana, dulu penyebrangan menggunakan ponton lancar bersahaja, masa diambil alih sama yang canggih lalu kalah karena cuaca. Sebelah sunyat sejak km seluang tenggelam, turun naik kendaraan dari ponton milik pemda Sekadau yang mana akan digunakan waktu km seluang karam tapi tidak jadi karena alasan keselamatan dan ada suratnya beredar dari pemda tapi hingg kini masih digunakan turun naik,”kata Suprianto Lie seorang warga pasar sungai Ayak,Rabu (10/7).
Ia menceritakan, jika kemarau belanjut tentunya akan terjadi pengalihan arus menyebrang melalui kabupaten tetangga, hal itu tidak akan terjadi pada era penyebrangan menggunakan ponton. Masa sekarang kapal fery yang standar tapi tidak bisa maksimal kalah dengan cuaca. Aneh tapi nyata, masa era maju ini malah mundur soal penyebrangan, dan bukan kah segala ahli yang dulu dilibatkan dalam pembangunan dermaga ini, lalu mengapa tidak memahami kondisi pasang surutnya sungai kapuas ini.
“Bisa saja pembangunan dermaga ini dipaksakan asal ada pembangunan yang mungkin saja bisa dinikmati segelintir orang, dan ini harus pihak yang berkompeten turun tangan untuk menindaklanjuti hal ini karena dermaga ini masyarakat kesulitan menyebrang dimusim kemarau,” katanya.
Sementara itu, GM ASDP, Zulfidon ketika dikonfirmasi soal isu off-nya menyebrangkan kendaraan roda enam, atau angkutan sembako serta LPG subsidi, hingga berita ini diturunkan, tidak memberikan jawaban.
Terpisah, Kadis Perhubungan Kabupaten Sekadau, Abang Yasin, ketika dikonfirmasi melalui pesan singkat, hingga berita ini diturunkan tidak memberikan tanggapan.
Penulis: Tim Liputan
Editor: Kundori