Mempawah (Suara Kalbar) – Chin Njie Pin, pemilik Warung Kopi Sumber Masa, terlihat tegar meski tempat usahanya di Jalan Gusti M. Taufik, depan Terminal Mempawah, ludes terbakar, tadi malam, Sabtu (20/3/2021).
Saat ditemui suarakalbar.co.id, Minggu siang, Apin, sapaan
akrabnya, bersama sejumlah anggota keluarga tampak sedang merapikan sisa-sisa
kebakaran dan mencari barang berharga yang mungkin saja masih tersisa.
“Habis semua pak. Saya cuma bisa menyelamatkan surat-surat
penting, motor dan mobil. Sementara barang-barang isi rumah, tak ada lagi
tersisa. Yang penting, saya dan keluarga bisa selamat,” katanya.
Bangunan ruko dua pintu ini ditempati Apin sejak tahun 1982.
Ketika itu, ia masih membuka usaha dengan gerobak di depan terminal.
“Ketika ada yang bangun ruko ini tahun 1982, saya langsung
membelinya. Satu pintu harganya Rp 5 juta, jadi dua pintu saya bayar Rp 10 juta
ketika itu. Jadi saya sudah tempati ruko ini selama 39 tahun,” ujar Apin lagi.
Letaknya yang strategis di depan terminal, membuat usaha
warung kopi Apin terus berkembang. Ia mulai sedikit demi sedikit merenovasi
bangunan ruko miliknya.
Hanya sayangnya, bangunan ruko ini tak diasuransikan, karena
Apin mengaku biaya premi asuransi kebakaran terlalu tinggi.
“Sejak tahun 1990, ruko saya tak lagi diasuransikan. Saat di
Sungai Pinyuh sering terjadi kebakaran, maka premi asuransi sangat tinggi. Jadi
saya putuskan tidak mengasuransikan ruko ini,” jelas Apin.
Saat insiden kebakaran tadi malam, Apin mengaku sedang
berada di ruang belakang lantai I. Ia menonton TV sambil membuka-buka Facebook.
“Tiba-tiba adik saya Ami yang sedang menjaga warung kopi,
berteriak ketakutan. Lalu dia dan sejumlah warga minta saya keluar sambil
menunjuk ke atas. Saya pun mengecek ke atas, ternyata api sudah sangat besar.
Tak terkendali!” tukasnya.
Saat itu, yang ada di pikiran, hanya menyelamatkan diri. Ia
berlari ke lemari, mengambil surat-surat penting miliknya.
“Lalu saya lihat, keluarga saya sudah di luar, motor dan
mobil juga sudah dipindahkan. Baru saya meninggalkan rumah. Sedih, karena ini
menjadi tempat usaha puluhan tahun. Tapi yang namanya musibah, kita harus
terima,” katanya.
Ditanya soal taksiran kerugian, Apin mengungkapkan, sekitar
Rp 500 juta, karena barang-barang, uang dan perhiasan tak sempat terselamatkan.
“Kerugian sekitar Rp 500 juta, belum termasuk nilai bangunan.
Saya akan mulai dari nol lagi, membangun kembali ruko ini,” pungkasnya.
Penulis : Distra