Mahasiswa KKL IAIN Pontianak Wujudkan Toleransi dengan Kerja Bakti di Lingkungan Gereja Desa Teluk Nangka

Editor: Redaksi author photo

Foto Bersama Mahasiwas KKL IAIN Pontianak usai Kerja bakti di Gereja Desa Teluk Nangka, Sabtu (10/8/2024). SUARAPONTIANAK.COM/Dok KKL
Kubu Raya (Suara Pontianak) - Hidup dalam keberagaman adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan di Indonesia. Meski begitu, harmoni dalam kehidupan sehari-hari tidak selalu terjaga dengan mulus. Terkadang, fanatisme terhadap kepercayaan tertentu dapat menimbulkan gesekan antar umat beragama.  

Namun, sekelompok mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari IAIN Pontianak, khususnya Kelompok 36 yang bertugas di Desa Teluk Nangka, menunjukkan bagaimana toleransi dapat diterapkan dalam tindakan nyata.

Dalam rangka mempererat kerukunan antar umat beragama, mahasiswa KKL Kelompok 36 melaksanakan kerja bakti di lingkungan rumah ibadah umat Kristiani. 

Kegiatan ini tidak hanya ditujukan untuk menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga untuk memperkuat hubungan sosial antar umat beragama, mencerminkan semangat gotong royong yang merupakan bagian penting dari budaya Indonesia. Melalui program KKL ini, IAIN Pontianak ingin menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan moderasi beragama kepada para mahasiswanya, sesuai dengan tujuan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Kegiatan kerja bakti ini dilaksanakan pada Sabtu (10/8/2024) Setelah melakukan senam pagi bersama, mahasiswa KKL Kelompok 36 Teluk Nangka langsung menuju lokasi kerja bakti yang telah dikoordinasikan sebelumnya dengan pengurus gereja. Kedatangan mahasiswa disambut hangat oleh Markus, salah satu pengurus gereja setempat.

Di tengah kegiatan kerja bakti, para mahasiswa berkesempatan berbincang dengan Markus mengenai Taman Kanak-Kanak (TK) Tunas Harapan yang dikelola oleh gereja tersebut. 

Markus menjelaskan bahwa TK Tunas Harapan telah berdiri sejak tahun 1990-an dan berlokasi di TR 33 blok A. TK ini memiliki sekitar 15 murid, dengan latar belakang agama yang beragam. 

"Siswa yang bersekolah di sini tidak hanya berasal dari umat Kristiani, tetapi juga ada dari umat Islam," ujar Markus.

Melalui kegiatan ini, diharapkan toleransi yang terjalin tidak hanya terbatas pada momen ini saja, tetapi dapat terus terjaga sepanjang masa. Dengan demikian, persaudaraan antar umat beragama dapat terus dipelihara demi memperkokoh persatuan di Desa Teluk Nangka. [r/mhs kkl]

Share:
Komentar

Berita Terkini