![]() |
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono.SUARAPONTIANAK/SK |
“Asap di Pontianak ini umumnya asap kiriman. Di musim kemarau menjelang Agustus dan September, BMKG menyatakan curah hujan sangat rendah dan cenderung panas. Biasanya dalam kondisi seperti ini, ada yang sengaja membakar lahan untuk membuka lahan,” ungkap Edi.
Ia menegaskan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak terus melakukan pemantauan ketat terhadap potensi kebakaran lahan di dalam wilayah kota. Namun dari hasil pemantauan sejauh ini, kabut asap yang menutupi langit Pontianak lebih banyak berasal dari luar wilayah.
“Kalau di Pontianak, kita awasi dan monitor. Asap yang ada ini kiriman. Saya hanya bisa berharap kondisi ini bisa segera dikendalikan,” tambahnya.
Kualitas Udara Menurun, Masyarakat Diminta Kurangi Aktivitas Luar Ruangan
Dalam pernyataannya, Edi juga mengimbau masyarakat untuk membatasi aktivitas di luar rumah, terutama pada malam hingga dini hari. Ia menjelaskan bahwa pada malam hari, asap cenderung lebih pekat karena berat jenisnya yang turun ke permukaan.
“Malam hari itu berat jenis asap turun, jadi lebih kabur dan pekat. Ini sangat tidak sehat. Dari pantauan, kualitas udara pada malam hingga pagi hari berada dalam kategori tidak sehat, sementara siangnya membaik,” jelasnya.
Kasus ISPA Meningkat, Pemkot Intensifkan Patroli
Dampak kabut asap mulai dirasakan oleh masyarakat, khususnya dalam aspek kesehatan. Beberapa Puskesmas dan rumah sakit di Pontianak telah menerima peningkatan laporan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), terutama pada bayi dan penderita asma.
“Kelompok rentan harus ekstra hati-hati. Jika harus beraktivitas di luar rumah, kami imbau untuk selalu menggunakan masker,” pesan Edi.
Sebagai upaya mitigasi, Pemkot Pontianak bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Babinsa, Bhabinkamtibmas, hingga RT dan RW, telah memperkuat koordinasi untuk melakukan patroli rutin, terutama di kawasan lahan gambut yang rawan terbakar.
“Kita selalu patroli keliling, terutama daerah yang berdekatan dengan lahan gambut. Pencegahan harus dilakukan sejak dini agar tidak menimbulkan bencana yang lebih besar,” pungkasnya.