![]() |
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sanggau Alipius.SUARAPONTIANAK/SK |
“Beberapa waktu lalu telah kita mulai uji coba di beberapa SMP di Kota Sanggau dan beberapa SMP di ibu kota kecamatan. Setelah libur Lebaran, program ini akan kembali dilanjutkan,” ujar Alipius, Kamis (10/4/2025).
Menurut Alipius, hasil sementara menunjukkan bahwa para siswa dan guru merasa lebih nyaman dengan pola belajar lima hari, meskipun jam pulang sekolah menjadi lebih panjang.
“Waktu belajarnya dinilai lebih efektif. Untuk tahun ajaran baru nanti, kita akan uji coba program ini di semua kecamatan di Kabupaten Sanggau,” jelasnya.
Untuk jenjang SD, program sekolah lima hari belum diterapkan secara luas. Namun, menurut Alipius, ke depannya hal ini tetap memungkinkan, terutama dengan adanya dukungan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“MBG memberikan ruang bagi siswa SD untuk mendapatkan makan siang sebelum pulang. Jadi kalau nanti jam pulang diperpanjang, mereka tetap kuat belajar karena sudah ada asupan makan siang,” paparnya.
Alipius menegaskan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk mengefektifkan proses belajar mengajar, sekaligus memberikan waktu istirahat lebih panjang selama akhir pekan.
“Dua hari libur, Sabtu dan Minggu, bisa dimanfaatkan anak-anak untuk kegiatan non-akademik seperti olahraga, seni, atau kegiatan keluarga,” katanya.
Ia menambahkan, jika evaluasi program ini menunjukkan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kualitas belajar siswa, maka kebijakan sekolah lima hari berpotensi menjadi program permanen di seluruh Kabupaten Sanggau.[SK]