Pontianak (Suara Pontianak) – Peningkatan jumlah penduduk di Kota Pontianak membawa dampak baik maupun buruk, terutama terkait dengan isu lingkungan. Hal ini disampaikan oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak, Ani Sofian, yang menyoroti implikasi dari pertumbuhan populasi terhadap produksi limbah.Ani sofian (Kanan) sebelum pelaksanaan apel pagi di Bappeda Pontianak. SUARAPONTIANAK.COM/rif
Menurut Ani Sofian, saat ini indeks bonus demografi menunjukkan adanya pertambahan penduduk Pontianak sekitar 9.000 jiwa per tahun. Pertambahan ini berpengaruh langsung terhadap peningkatan jumlah limbah yang dihasilkan, dengan rata-rata mencapai 8 ton per tahun.
"Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang rata-rata 9 ribu per tahun, rata-rata limbah juga meningkat menjadi 8 ton," jelas Ani Sofian saat ditemui di Kantor Badan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pontianak, Senin (14/10/2024).
Untuk mengatasi tantangan ini, Ani menegaskan pentingnya pengelolaan limbah yang lebih efektif. Pemkot Pontianak berencana memanfaatkan limbah menjadi produk yang bernilai guna, seperti pupuk, maggot, dan bahan olahan lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat.
"Ini masih dalam tahap pembelajaran, namun kami dari pihak Pemkot menginginkan agar limbah ini bisa diolah kembali menjadi maggot, pupuk, dan produk olahan lainnya yang memberikan manfaat bagi masyarakat," tutup Ani Sofian.
Langkah ini diharapkan mampu menjadi solusi jangka panjang dalam mengatasi permasalahan limbah di tengah pertumbuhan penduduk yang pesat, sekaligus memberikan dampak positif bagi lingkungan dan perekonomian masyarakat setempat. [rif]