![]() |
Marsupandi, ASN Pemkab Mempawah yang 45 tahun menjadi kolektor foto jadul. Hasil karya dan ketekunannya bisa menjadi penguak sejarah Kota Mempawah Tempo Dulu. SUARAKALBAR.CO.ID/Distra |
Mempawah (Suara Kalbar) – Sosok Marsupandi, ASN Pemerintah Kabupaten Mempawah, mungkin hanya satu-satunya yang tetap tekun mengoleksi ribuan foto jaman dulu.
Ketika tiba di kediamannya, di Kelurahan Terusan, Kecamatan
Mempawah Hilir, pria yang akrab disapa Bang Edi ini, sudah menyambut di muka
pintu.
Tanpa ragu, ia mengajak wartawan suarakalbar.co.id, untuk masuk
ke ruang tengah rumahnya.
Di dinding rumah, terpajang rapi foto-foto koleksi Mempawah
Tempo Dulu, yang dikemas dalam bingkai. Tujuannya, tentu saja agar tak mudah
rusak.
“Itu belum seberapa, sebentar saya lihatkan koleksi
foto-foto Mempawah Tempo Dulu,” katanya lalu masuk ke kamarnya.
Tak perlu menunggu lama, Marsupandi mengeluarkan tiga
kantong besar foto-foto Mempawah Tempo Dulu yang telah dikumpulkan sejak tahun
1976.
“Foto-foto ini saya kumpulkan sejak tahun 1976, itu berarti
sudah 45 tahun. Alhamdulillah, ini hobi yang memang butuh ketekunan dan
kesabaran,” ujarnya.
Melihat foto-foto yang sengaja disusunnya di lantai,
seketika hati menjadi rindu dengan kisah Mempawah Tempo Dulu.
Seribu foto itu menggambarkan secara jelas berbagai sisi
kota, siluet kehidupan masyarakat, bahkan bangunan-bangunan bersejarah di Kota
Mempawah yang kini telah musnah.
Misalnya, Gedung DPRD Mempawah di jaman penjajahan Belanda.
Tampak sejumlah pejabat Belanda dan pejabat lokal Mempawah, berfoto bersama di
muka gedung wakil rakyat.
Namun gedung itu kini tinggal cerita. Gedung kebanggaan
Mempawah ludes dibakar massa pada hari Jumat, dalam sebuah insiden politik di
Kota Bestari.
![]() |
Dua dari ribuan koleksi foto jadul yang dimiliki Marsupandi. Tampak jembatan Pulau Pedalaman Mempawah yang masih utuh sebelum roboh diterjang bandang. SUARAKALBAR.CO.ID/Distra |
Ketika beralih ke foto-foto lainnya, Bang Edi memperlihatkan berbagai aktivitas kehidupan masyarakat pada tahun 1938-1978, termasuk kondisi pasar malam dan bangunan lama Pasar Mempawah.
Ada pula Kantor Bupati Mempawah jaman dulu, kegiatan
olahraga, hingga proses belajar-mengajar di sekolah.
Lalu foto jembatan Pulau Pedalaman yang telah runtuh.
Jembatan itu tampak masih bisa dilalui mobil.
Kemudian, bangunan Mess Chandramidi, Masjid Keraton yang
sekarang bernama Jamiatul Khair, Istana Amantubillah, serta lapangan sepakbola
Galaherang Mempawah.
“Foto-foto ini tak hanya hasil karya saya sendiri, tapi juga
ada yang saya kumpulkan dari tokoh sejarawan Mempawah, yakni bapak HM Zaini
yang akrab disapa Tok Jai, serta dari almarhum Elyas Suryani Sorens semasa
hidupnya,” katanya.
Sejauh ini, sudah banyak foto koleksi Marsupandi yang direpoduksi
dan dipergunakan sejumlah pihak di Mempawah. Ia mengatakan, hal ini
diperbolehkan, asalkan tidak melanggar UU Hak Cipta.
“Tentunya, foto-foto yang hendak direpro, harus mencantumkan
nama saya selaku pemiliknya,” ujarnya seraya tersenyum.
Penulis : Distra