Menginternasionalkan Durian Kalbar

Editor: Redaksi author photo
OLEH: ROSADI JAMANI
JUARA 1 Rp50 juta. Hadiah yang sangat besar. Bahkan, terbesar di dunia (biggest in the world). Itulah hadiah utama Festival Durian Bumi Khatulistiwa, 24 Agustus 2019 di parkiran Megamal Ayani Pontianak.

“Wow, besar sekali hadiahnya,” kata kawan dari Jakarta. Benar, hadiahnya memang sangat besar. Baru kali ini ada festival durian dengan hadiah mengalahkan even olahraga lokal.

Siapa pemenangnya? Durian Kunyit asal Desa Sebungkuh Kecamatan Kembayan Kabupaten Sanggau. Pemilik duriannya, Slimin. Pria inilah yang membawa pulang uang tunai Rp50 juta. Sungguh beruntung dia. Duit Rp50 juta bisa dapat dua sepeda motor baru. Kalau dibelikan kerupuk, bisa untuk makan sekampung, hehehehe.

Terus, setelah hadiah diberikan, habis begitu saja. Saya rasa, bukan itu tujuan utamanya. Gubernur Kalbar, H Sutarmidji yang terkenal penggemar durian ingin durian asli Bumi Khatulistiwa terkenal. Tak hanya terkenal secara nasional, melainkan internasional. Saya yakin tujuan ini yang ingin dicapai. Saya setuju. Memang begitu seharusnya.

Baiklah, Kalbar sudah mendapatkan juaranya. Durin Kunyit asal Desa Sebungkuh. Sayang saya tidak mencicipi isinya. Melihat dari fotonya, isinya kuning dan tebal, bijinya kecil. Rasanya pasti manis. Kalau pahit pastilah tidak dapat juara. Di mata juri, pastilah durian kunyit ini memiliki ciri khas tersendiri. Ada ciri khusus yang membuatnya juara. Lagi-lagi sayang, saya tak mendapatkan keterangan dari sang juri.

Durian sang juara sudah didapatkan. Selanjutnya bagaimana? Apakah dibiarkan begitu saja? Di sini pekerjaan paling berat. Mempromosikannya ke tingkat nasional dan internasional. Bagaimana durian kunyit seharga Rp50 juta itu bisa terkenal. Viral atau trending topic di media sosial. Menjadi magnet kuat yang bisa membuat pecinta durian seluruh dunia untuk mencarinya. Ada yang bisa jawab?

Sangat berat untuk dijawab. Bagaimana memviralkan Durian Kunyit sampai ke mancanegara? Upaya memviralkan memang banyak dilakukan. Namun, sampai saat ini durian sang juara itu baru dikenal segelintir orang. “Kan baru saja juara, tentu  perlu waktu mempopulerkannya.” Oke, bila itu alasannya. Perlu diketahui, sebelum durian kunyit itu telah ada durian unggul yang sudah disertifikasi oleh Kementerian Pertanian RI.

Berdasarkan informasi dari Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura Kalbar, Heronimus Hero, ada 10 durian unggul yang disertifikasi Kementerian Pertanian sejak tahun 1995. Sudah cukup lama. Kesepuluh durian unggul itu, sembilannya dari Kabupaten Sanggau, yakni durian Raja Mabah, Sawah Mas, Aspar, Kalapet, Lokat, Rimbut, Manjar, Torong, Serombut. Sementara satu durian unggul dari Kabupaten Kapuas Hulu, yakni durian Laimansau. Ada yang tahu dengan nama-nama durian itu. Saya saja baru tahu durian Serombut saat di festival durian itu. Sementara yang lain, baru saya dengar. Bagaimana wujud aslinya, tak pernah lihat.

Publik Pontianak umumnya lebih familiar dengan durian balai, batang tarang, punggur, jawi, dan pal. Lantas, di mana durian-durian unggul itu. Kebetulan lagi musim durian sekarang, apakah ada dijual di Pasar Sentral Pontianak, tempat penjualan durian terbesar di Kalbar. Sepertinya tidak ada pedagang menyebut salah satu nama durian di atas. Selalu dijajakan durian punggur, jawi, pal, balai, batang tarang.

Saya teringat dengan durian negeri jiran, Malaysia. Siapa yang tak tahu dengan durian Musang King. Saat dijual, hampir semu bentuknya sama. Apalagi isi dan rasanya, manis dan lunak. Enak pastinya. Itu sebabnya terkenal. Musang King ini ditanam secara massal. Menggunakan teknik-teknik pertanian mutahir. Lalu, dipromosikan secara massif. Wajar apabila durian ini sangat terkenal. Padahal, menurut informasi Gubernur Sutarmidji, rasa Musang King masih kalah jauh dibandingkan dengan durian Serombut asal Sanggau. Kalau kalah jauh, kenapa Musang King justru lebih terkenal. Inilah yang mau diupayakan, bagaimana durian unggul asal Kalbar terkenal di dunia.

Mau tidak mau, Kalbar mesti melakukan penanaman massal durian unggul. Misal durian kunyit, durian sang juara. Dikembangbiakkan dengan teknologi pertanian terkini. Pohonnya pasti induk tunggal. Ambil pucuknya lalu lakukan kloning. Agar rasa sama dengan pohon induk. Jangan sampai pohon induk durian kunyit itu pucuknya diam-diam diambil orang luar. Bahaya! Indukan durian kunyit mesti dijaga sebaik mungkin. Cara ini mesti dilakukan secara serius.

Jangan biarkan petani mengembangkan sendiri. Pemerintah daerah mesti terlibat langsung mengembangkan durian kunyit. Kalau hanya mengandalkan petani, paling nanti dijual di pinggir jalan saja dengan harga murah. Harapan agar durian kunyit bisa go internasional, hanya impian belaka.

Sekarang, bibit unggul atau terunggul sudah didapatkan. Mesti ada langkah serius untuk pengembangbiakkan. Dinas Pertanian sebagai inisiator pasti sudah paham. Kita harus menunggu hasil dari ambisi besar Kalbar agar durian unggul bisa go internasional.

Penulis: Rosadi Jamani, Dosen UNU Kalimantan Barat
Share:
Komentar

Berita Terkini