![]() |
Aparat padamkam api kebekaran lahan di Bengkayang (Foto: ist). |
Dipimpin langsung oleh Danramil Samalantan, Letda Inf Agustinus, personil yang terdiri dari Polsek Monterado, Koramil Samalantan, Mangga Agni Daops Singkawang, dan warga desa mendatangi TKP Karhutla.
Titik Hotspot yang terdeteksi oleh satelit Aqua pada koordinat 00.86855°-109.16884° menunjukkan berada di desa Mekar Baru, Kecamatan Monterado, Kabupaten Bengkayang.
Sesampainya di lokasi koordinat titik Hotspot, personil menemukan adanya lahan seluas kurang lebih 62 hektar telah terbakar, dan menyisakan abu dan beberapa bara api yang masih menyala.
Dari keterangan warga setempat, diketahui lahan yang terbakar tersebut merupakan lahan perkebunan kelapa sawit milik PT. MAGP dan diketahui perusahaan tersebut telah lama vakum.
Saat ditemui, IPTU Rismanto Ginting, mengatakan bahwa pihaknya masih mengumpulkan data dan keterangan terkait Karhutla yang terjadi di wilayah desa Mekar Baru.
Ia menambahkan, apa yang menjadi penyebab Karhutla dan apakah ada lahan milik warga yang terkena imbas dari Karhutla tersebut masih dalam pengumpulan bahan keterangan oleh pihak Polsek Monterado.
"Kami menghimbau kepada seluruh warga Kecamatan Monterado agar waspada dan tidak membakar hutan atau lahan untuk bercocok tanam, pasal 108 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah dasar hukumnya," himbau Kapolsek Monterado, Jumat (19/07).
Tampak personil Polsek Monterado bersama-sama dengan pihak terkait lainnya mencoba untuk memadamkan bara api yang masih menyala dari sisa Karhutla tersebut dengan peralatan seadanya.
Kepala BPBD Bengkayang Yosef menyebutkan telah memetakan sedikitnya ada 10 desa berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Bengkayang
Dari data tersebut desa Sungai Duri wilayah Kecamatan SungaibRaya yang paling rawan terjadi kebakaran karena memiliki lahan gambut,sehingga menghadapi musim kemarau panjang tahun 2019 Pemerintah Kabupaten Bengkayang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah mulai melakukan beberapa langkah persiapan, berupa mendata lokasi dan wilayah dari 122 desa di temukan ada 10 desa yang rawan terbakar.
Berdasarkan pengalaman data dua tahun sebelumnya dari 10 desa tersebut titik hotspot tertinggi terjadi di 4 desa yakni desa Sungai Duri di kecamatan Sungai Raya, Desa Kariminting di Kecamatan Sun.gai Raya Kepulauan ,Desa Monterado di Kecamatan Monterado dan Desa Sekida Kecamatan Jagoi Babang.
Mantan Kabid Cipta Karya Dinas PU Kabupaten Bengkayang ini memastikan meskipun masih terkendala anggaran dalam penanganan bencana Karhutla namun pihaknya sudah siap siaga dengan fokus bekerjasama dengan pihak terkait dari TNI,Polri dan Manggala Agni.
Pihaknya juga optimis bahwa penanganan bencammna kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Bengkayang lebih bersinergi dengan adanya komitmen Pemerintah Pusat melalui BNPB.
Menurut Yosef dalam komitmen itu BNPB akan menerjunkan personil 1.000 personil TNI untuk penanganan Karhutla Provinsi Kalbar termasuk Kabupaten Bengkayang sesuai pemetaan daerah lahan gambut rawan karhutla sebanyak 182 desa di Kalbar.
"Awal Agustus 2019, Satgas penanganan bencana akan diterjunkan untuk empat bulan kedepannya meliputi TNI-POLRI, dan Manggala Agni," tutupnya.
Penulis: Tim Liputan
Editor: Kundori