Pontianak (Suara Pontianak) – Pemuda Dayak Kota Pontianak melaksanakan Musyawarah Besar Luar Biasa (Mubeslub) pada Minggu (15/12/2024), bertempat di Aula Rektorat Universitas UPB Pontianak. Kegiatan tersebut bertujuan memilih pemimpin baru setelah dinamika internal organisasi.
Pieter Andas Parinatha, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua, terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Pemuda Dayak Kota Pontianak. Dalam sambutannya, Pieter mengungkapkan fokus utama kepengurusannya adalah memperkuat internal organisasi dan mempersiapkan langkah strategis untuk masa depan.
Pemuda Dayak Kota Pontianak merupakan cabang dari Pemuda Dayak Kalimantan Barat (PDKB), yang baru terbentuk di Pontianak pada tahun 2023. Meski masih muda, organisasi ini memiliki komitmen besar dalam memperkuat kapasitas anggota dan memberi kontribusi nyata bagi masyarakat.
“PDKB sudah berdiri sekitar lima hingga enam tahun, tapi cabang di Pontianak ini baru dibentuk tahun lalu. Jadi, untuk tahun pertama, kami akan lebih fokus pada penguatan internal,” ujar Pieter saat diwawancarai Suara Kalbar pada Selasa (17/12/2024).
Pieter menjelaskan bahwa kepengurusannya akan memulai dengan membenahi administrasi organisasi dan menyusun program kerja yang belum terealisasi.
“Target utama kami adalah pembenahan administrasi dan perumusan program kerja yang jelas. Kami juga akan menyusun aturan internal seperti anggaran rumah tangga dan peraturan organisasi agar memiliki pedoman yang solid,” katanya.
Walau berakar pada nilai-nilai adat dan budaya Dayak, Pieter menegaskan bahwa organisasi ini juga akan berperan aktif dalam isu-isu sosial di Kota Pontianak.
“Ini bukan hanya organisasi etnis. Kami ingin berperan aktif seperti organisasi kepemudaan lainnya. Jangan kaget kalau ke depan kami ikut menyuarakan isu-isu seperti jalan rusak, banjir, atau persoalan air yang menggenang,” tegas Pieter.
Dengan penguatan internal sebagai fokus awal, Pemuda Dayak Kota Pontianak juga berkomitmen menjadi wadah bagi pemuda Dayak untuk belajar berorganisasi, memperkuat solidaritas, dan mempromosikan budaya. Namun, Pieter menekankan pentingnya keseimbangan peran sebagai bagian dari masyarakat Pontianak.
“Fungsi kami ada dua: sebagai warga Pontianak dan sebagai anak Dayak. Jadi, kami harus pandai menempatkan diri,” tutupnya.
Langkah strategis yang disiapkan organisasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif, tidak hanya bagi komunitas Dayak, tetapi juga untuk masyarakat Kota Pontianak secara keseluruhan.[SK]