Pontianak (Suara Pontianak) – Festival seni tahunan Habe Fest 2025 resmi berakhir pada Sabtu malam (31/5/2025) setelah berlangsung selama sembilan hari penuh, sejak 23 Mei. Festival ini menyuguhkan beragam kegiatan seni lintas disiplin yang berhasil menyedot ribuan pengunjung dengan rata-rata kehadiran harian mencapai 150–170 orang, hasil dari kombinasi registrasi daring dan luring.Salah satu penampilan di Habe Fest 2025.SUARAPONTIANAK/SK
Menggabungkan konser musik, pemutaran film, workshop, talkshow, hingga pameran instalasi, Habe Fest menjelma menjadi ruang interaksi kreatif bagi para seniman dan penikmat seni di Pontianak. Gelaran ini tidak hanya menjadi panggung pertunjukan, tapi juga wadah refleksi, edukasi, dan pertemuan gagasan.
Direktur Artistik Habe Fest, Nursalim Yadi Anugerah, menyampaikan apresiasi tinggi kepada semua pihak yang telah berkontribusi, mulai dari penyelenggara, seniman, hingga penonton setia.
“Terima kasih tohon-tohon semua yang mendedikasikan dirinya dari tanggal 23 Mei sampai hari ini 31 Mei. Saya lihat ada yang datang berulang kali, itu artinya ada ketertarikan dan kehausan terhadap karya-karya segar dari kawan-kawan seniman,” ujarnya di penutupan festival.
Ia menegaskan, Habe Fest bukan hanya seremoni tahunan, tapi bagian dari ikhtiar bersama merawat dan memperkuat ekosistem seni dan musik lokal.
“Semoga apa yang dilakukan hari ini bisa terus konsisten. Ini bukan akhir, tapi awal dari perjalanan panjang merawat ekosistem seni di Pontianak,” tambah Nursalim.
Salah satu penampil dari kelompok seni Manangkata, Davi Yunan, turut menyampaikan kesan mendalam terhadap pelaksanaan Habe Fest. Baginya, festival ini menunjukkan bahwa Pontianak memiliki potensi besar dalam menggelar agenda seni berkualitas.
“Kami merasa sangat terhormat bisa tampil di festival sekeren ini. Dan menurut saya, sekarang Pontianak punya event musik yang mantap di Habe Fest. Awas kalau berhenti ya!” tegasnya, disambut tepuk tangan para penonton.
Antusiasme tidak hanya datang dari para pelaku seni, tapi juga dari penonton. Yanti, salah satu pengunjung, mengungkapkan bahwa Habe Fest menghadirkan pengalaman seni yang bukan hanya menyenangkan, tapi juga memperkaya wawasan.
“Rangkaian acaranya menarik banget. Dari film, instalasi bunyi, sampai talkshow, semuanya artistik dan menambah pengetahuan. Saya ikut sesi mistisme dalam musik, dan itu membuka perspektif baru,” ungkapnya.
Ia berharap kegiatan serupa bisa tumbuh lebih luas di Pontianak dan tidak hanya bergantung pada satu festival.
“Harapannya ke depan, kegiatan seperti ini bisa jadi lebih banyak dan tersebar di berbagai komunitas. Jangan hanya di Habe Fest saja.”
Dengan penutupan yang meriah dan kesan mendalam dari banyak pihak, Habe Fest 2025 berhasil mengukuhkan dirinya sebagai salah satu festival seni paling penting di Kalimantan Barat. Pontianak kini tak hanya punya panggung hiburan, tapi juga ruang tumbuhnya ekosistem seni yang inklusif dan progresif.[SK]