![]() |
Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan.SUARAPONTIANAK/SK |
Menurut Norsan, partisipasi pelaku seni dan budaya menjadi kunci agar desain dan konsep pembangunan benar-benar mencerminkan kebutuhan serta aspirasi komunitas kreatif yang selama ini aktif memanfaatkan Taman Budaya sebagai ruang berekspresi.
“InsyaAllah nanti dalam perencanaan desain, saya akan mengundang para seniman, budayawan, juga para influencer. Kita samakan persepsi agar bangunannya benar-benar sesuai dengan harapan kita bersama,” ujar Norsan di hadapan hadirin.
Ia menegaskan bahwa pembangunan yang inklusif akan menghasilkan ruang budaya yang tidak hanya fungsional, tetapi juga mampu menampung keragaman ekspresi seni di Kalbar.
“Ketika bangunannya jadi, itu bukan hanya proyek pemerintah, tapi hasil kolaborasi dari aspirasi kita semua,” tambahnya.
Norsan juga menanggapi isu yang sempat mencuat terkait pembangunan co-working space di area Taman Budaya. Ia menegaskan bahwa fasilitas tersebut bukan menjadi fokus utama, dan tidak akan mengganggu fungsi utama taman sebagai ruang seni dan budaya.
“Co-working space itu hanya ruang tambahan untuk diskusi dan perencanaan kegiatan. Fungsinya mendukung, bukan menggantikan ruang kreatif yang sudah ada,” jelasnya.
Revitalisasi Taman Budaya Kalimantan Barat ini diharapkan akan menjadi tonggak baru dalam pengembangan ekosistem seni dan budaya di Kalbar. Dengan melibatkan komunitas sejak awal, pemerintah ingin memastikan bahwa hasil akhir benar-benar menjadi milik bersama — representatif, inklusif, dan berkelanjutan.[SK]