"Saat ini saya memiliki dua orang anak laki-laki. Anak pertama bekerja serabutan dan yang kedua baru-baru ini terpaksa berhenti kuliah karena tidak ada biaya," ujar Kusmaingsih, Kamis (28/5/2020).
Kusmaingsih membuat tempe dibantu oleh kakak perempuannya dengan penghasilan bersih sekitar Rp 70 ribu per hari setelah dipotong biaya beli kedelai dan sebagainya.
Dalam sehari dengan kakaknya ia bisa membuat tempe siap jual sekitar 400 bungkus dengan harga Rp 800 per bungkus.
"Dengan penghasilan segitu ya pas-pasan untuk makan, bayar BPJS, Listrik dan air. Anak saya yang satunya berhenti kuliah karna dak ada biaya," katanya.
Aktivitas membuat tempe ia mulai dari pukul 04.30 WIB dengan memasak tempe, kemudian setelah itu ia dan kakanya mencari daun pembungkus tempa hingga siang hari di hutan. Siang hari hingga sore ia lanjutkan aktivitas dengan membungkus tempe dengan daun.
Saat ini ditambah situasi Covid-19, ia sangat berharap perhatian dari pemerintah terutama modal usaha. Selain itu, ia dan keluarga belum pernah sama sekali mendapatkan bantuan baik bantuan sembako maupun uang tunai dari pemerintah.
"Kalau ada bantuan saya merasa bersyukur, karena selama ini saya belum pernah dapat semenjak suami meninggal," katanya.
Penulis : Tambong Sudiyono
Editor : Hendra