Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI, Luhut Binsar Panjaitan
Pontianak (Suara Kalbar) - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI, Luhut Binsar Panjaitan menetapkan Provinsi Kalbar sebagai proyek mega magrove. Luas areal mangrove yang akan digarap seluas 80 ribu hektar. Hal ini terungkap dalam Diskusi Bersama Menjaga Hutan Indonesia di Hotel Golden Tulip Pontianak, Rabu (14/10/2020).
“Mega magrove yang di Kalbar itu akan jadikan proyek kita. Kita akan kelola 8 ribu hektar mangrove di Kalbar,” kata Luhut di hadapan peserta diskusi yang digelar secara offline dan online (zoom meeting).
Luhut sangat menaruh perhatian serius dengan luasnya hutan mangrove di Kalbar. Sebagai bukti, Luhut telah mengirim tim terbaiknya datang langsung ke Kalbar untuk melihat secara langsung potensi mangrove.
Tim ini akan mengujungi sejumlah lokasi hutan mangrove, termasuk salah satunya Mangrove Center di Mempawah dan Padang Tikar Kubu Raya.
Di dalam diskusi itu juga, Gubernur Kalbar melewati Sekda AL Leysandri SH menjelaskan potensi hutan mangrove. Kalbar memiliki 177.023,738 hektar hutan mangrove yang tersebar di tujuh kabupaten.
Hutan mangrove terbesar berada di Kabupaten Kubu Raya seluas 129.604,125 hektar. Hutan mangrove ini berfungsi sebagai sumber mata pencaharian dan produksi berbagai jenis hasil hutan dan hasil hutan bukan kayu, sumber mata pencaharian nelayan, tempat rekreasi atau wisata alam, objek pendidikan pelatihan dan pengenbangam ilmu pengetahuan.
“Dengan pertimbangan luas hutan mangrove cukup besar dan besarnya fungsi hutan ini maka saya mendukung ditetapkannya World Mangrove Centre di Kalbar,” tegas mantan Sekda Kabupaten Sanggau ini.
Hutan mangrove di Kalbar memiliki keunikan dan kekayaan serta keanekaragaman hayati yang khas dan langka. Seperti bakau mata buaya dan lenggadai betina yang hanya ada di Kalimantan Barat. Hutan mangrove juga menjadi habitat bagi banyak hewan langka seperti bekantan dan ikan pesut.
Penulis: Rilis